Fenomena B-Web di Dunia Maya
Fenomena
B-Web di Dunia
Maya
Keberadaan B-Web (Business Web) untuk pertama kalinya
diidentifikasikan oleh Don Tapscott, David Ticoll, dan Alex Lowy dalam bukunya
“Digital Capital: Harnessing the Power of Business Webs” melalui serangkaian
kajian yang dilakukan terhadap berbagai fenomena bisnis yang dijumpai di dunia
maya. Secara spesifik, B-Web didefinisikan sebagai “kumpulan atau konsorsium
antara beberapa perusahaan yang saling bekerja sama (memiliki ketergantungan)
di dunia maya untuk menciptakan produk dan jasa yang bernilai tinggi (high
value) untuk ditawarkan kepada calon pelanggan (customers)”.
Definisi lain yang juga dipergunakan untuk merepresentasikan B-Web
adalah “a distinct system of suppliers, distributors, commerce services
providers, infrastructure providers, and customers that use the internet for
their primary business communications and transactions”. Contoh-contoh B-Web
besar yang dapat ditemui dengan mudah adalah semacam B-Web MP3 yang aktif
berkompetisi dengan B-Web SDMI (Secure Digital Music Initiative); atau B-Web
yang dibentuk oleh IBM dan Oracle untuk menyaingi BWeb yang dikelola oleh
Microsoft.
Prinsip-prinsip bisnis yang melatarbelakangi terbentuknya B-Web
adalah sebagai berikut:
• Filosofi yang dipergunakan adalah “collaborate to compete”,
dimana beberapa perusahaan merasa akan menjadi lebih kuat dan dapat lebih mudah
memenangkan persaingan jika saling bekerja sama (beraliansi) untuk mengalahkan
raksasa bisnis lain yang lebih besar;
• Dalam era persaingan global dewasa ini, masing-masing persuahaan
harus berkonsentrasi pada bisnis intinya (core business) yang biasa dipilih
berdasarkan keunggulan inti yang dimiliki (core competencies), sehingga untuk
dapat menciptakan produk atau jasa yang utuh kepada pelanggan, kerja sama dengan
perusahaan lain harus dipikirkan agar rangkaian proses (value chain) penciptaan
produk atau jasa dapat dijalankan; dan
• Perang merek atau “brand” di dalam dunia digital sebenarnya lebih
mengarah pada perang antar standar yang satu dengan yang lainnya, sehingga
dengan dibentuknya suatu konsorsium yang besar akan secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi pelanggan yang berada dalam industri terkait untuk memakai
sebuah standar.
B-Web dibangun oleh tiga unsur utama, yaitu masing-masing :
• Internetwroked Enterprise, Teams, and Individuals: yang merupakan
komponen dasar (atom) pembentuk sebuah B-Web, dimana beberapa individu, tim,
atau perusahaan saling memutuskan untuk beraliansi dan bekerja sama dengan
tugas dan tanggung jawab yang disepakati bersama;
•Sejumlah B-Webs: yang merupakan kumpulan dari berbagai B-Web dengan
volume dan karakteristiknya masing-masing, dimana persaingan nyata untuk merebut
pelanggan terjadi di dunia maya; dan
• Industry Environment: yang merupakan kelompok-kelompok industri
yang terbentuk akibat beragamnya produk dan jasa yang ditawarkan oleh beragam B-Web
yang dijumpai. Untuk dapat mengidentifikasikan keberadaan sebuah B-Web di dunia
maya, ada Sembilan fitur (dimensi) yang dapat diamati, seperti yang dijelaskan
secara singkat berikut ini.
Internet
Infrastructure
Seperti layaknya perusahaan dotcom kebanyakan, B-Web terbentuk
karena banyaknya keuntungan-keuntungan yang ditawarkan oleh internet sebagai
medium bertransaksi.
Dari sejumlah aspek yang ada, murahnya biaya transaksi (cost
transaction) dan berinteraksi merupakan hal utama yang menjadi “driver”
berkembangnya sebuah B-Web. Tentu saja tinggi rendahnya biaya ini sangat
relatif di mata konsumen, tergantung manfaat (benefit) yang ditawarkan oleh
internet. Dengan kata lain, faktor infrastruktur sangat menentukan di sini,
karena kinerja internet sangat bergantung pada aspek-aspek teknis infrastruktur
yang ada. Sebuah B-Web akan secara efektif dan efisien beroperasi jika didukung
oleh infrastruktur yang memadai, yang secara signifikan dirasakan tinggi
manfaatnya dibandingkan dengan penyelenggaraan bisnis secara konvensional
(dengan mempergunakan medium offline). Tanpa adanya kelebihan yang ditawarkan
oleh internet, maka kemungkinan B-Web akan bertahan sangatlah kecil.
Value Proposition Innovation
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, B-Web terbentuk karena
konsorsium perusahaan terkait sepakat menawarkan produk atau jasa yang unik,
lain dari pada yang lain, yang tidak dapat diciptakan jika mereka semua tidak
saling bekerja sama. Dengan kata lain, sebuah B-Web akan dapat mudah
dikembangkan dan ditemukan jika adanya inovasi atau inisiatif penciptaan produk
atau jasa baru yang selama ini belum pernah ditawarkan sebelumnya kepada calon
pelanggan.
Multienterprise Capability Machine
Kecenderungan pembentukan sebuah B-Web juga dipacu karena adanya
keinginan dari konsorsium untuk menguasai pasar secara “monopolistik” dalam
waktu relatif singkat. Penggabungan yang terjadi tidak hanya akan meningkatkan
“leverage” dan kualitas sumber daya yang dimiliki, tetapi dapat pula membentuk
suatu mesin korporasi yang kokoh. Keunggulan-keunggulan yang diharapkan
masing-masing perusahaan yang tergabung dari sebuah B-Web tidak hanya dari segi
efisiensi (penghematan biaya), tetapi keinginan untuk memanfaatkan kekuatan
yang ada demi peningkatan pendapatan (revenue). Lima hal yang menjadi pemicu
utama terbentuknya B-Web adalah: biaya, kecepatan, inovasi, kualitas, dan
seleksi produk/jasa. Tidak berlebihan jika sebuah perusahaan kecil dan lemah
mendadak menjadi besar dan kuat setelah bergabung dalam konsorsium B-Web
tertentu.
Five Classes of Participation
Pada umumnya, struktur sebuah B-Web berkembang berdasarkan
interaksi dari lima elemen pembentuknya, yaitu:
• Customers – pelanggan di sini tidak hanya berfungsi sebagai
pembeli pasif, tetapi turut berperan dalam proses penciptaan produk atau jasa
di dalam B-Web (customisation);
• Context Providers – merupakan entiti yang bertanggung jawab
terhadap pengembangan sistem antarmuka (interface) yang menghubungkan antara perusahaan
(yang direpresentasikan oleh situs) dengan calon pelanggan sehingga benefit
(value) yang ditawarkan B-Web dapat dengan mudah dirasakan;
• Content Providers – adalah perusahaan yang memiliki tugas utama
untuk mengemas produk dan jasa sedemikian rupa sehingga tidak saja menarik di
mata pelanggan, tetapi dapat memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan;
• Commerce Services Providers – sebuah bisnis virtual akan dapat
secara efektif berjalan jika ada pihak yang menjamin terjadinya proses
transaksi yang cepat, aman, terpercaya, dan berkualitas, terutama yang
berhubungan dengan alur dokumen, alur pembayaran, dan alur distribusi produk;
dan
• Infrastructure Providers – melihat bahwa manajemen transaksi bisnis
B-Web terjadi di internet, maka harus ada pihak yang secara teknis dapat
menjamin tersedia dan beroperasinya infrastruktur telekomunikasi secara efisien
dan efektif.
Coopetition
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, prinsip “collaborate to
compete” atau yang lazim disebut sebagai “coopetition” merupakan semangat yang
menjiwai konsorsium dalam BWeb.
Tanpa adanya strategi ini, akan terasa sulit sebuah perusahaan
kecil atau menengah untuk dapat membangun B-Web yang kompetitif. Tentu saja
tidak semua perusahaan dapat dengan mudah beraliansi menyatukan visi dan misi
untuk membentuk B-Web yang kuat, mengingat bagi sebagian perusahaan besar,
B-Web merupakan perpanjangan (additional) dari bisnis inti yang telah sukses
digeluti (bagian dari portofolio perusahaan yang dimiliki). Tidak jarang pula
dijumpai sebuah perusahaan yang aktif beroperasi di beberapa B-Web sesuai
dengan kapasistas dan strategi bisnisnya masing-masing.
Customer-Centricity
Berbeda dengan bisnis konvensional yang lebih bersifat “product-centricity”
(masing-masing perusahaan hanya sibuk memfokuskan diri pada internal
input-proses-output-nya masing-masing), pada B-Web, fokus bisnis harus
dipusatkan pada pelanggan. Dalam kaitan inilah makarelasi antara B-Web
(perusahaan) dengan pelanggan memegang kunci yang sangat penting. Tanpa
terjalinnya hubungan ini, maka akan sulit bagi sebuah B-Web untuk dapat
bertahan dalam waktu yang relatif lama. Prinsip yang dipergunakan dalam mengelola
pelanggan ini tidak saja sekedar untuk menjaga dan meningkatkan kepuasan pelanggan
(customer relationship), tetapi lebih kepada pembentukan komunitas pelanggan
yang loyal (customer retention).
Context Reigns
Konteks bisnis yang saling menguntungkan antara penjual dan pembeli
di dunia maya baru akan terjadi jika manajemen B-Web sanggup membangun suatu
mekanisme relasi yang tepat sehingga pelanggan benar-benar mendapatkan manfaat
yang signifikan dari interaksi yang terjadi antara mereka dengan perusahaan di
B-Web. Hal ini merupakan tantangan yang “sulit-sulit mudah”, karena di dunia
maya, konsorsium perusahaan beserta prosedur/mekanisme transaksi jual-beli yang
ditawarkan hanyalah sebatas luas monitor komputer dimana representasi
perusahaan dalam bentuk situs/website ditampilkan. Desain antarmuka/tampilan
dan fitur-fitur yang tersedia sangat menentukan sukses tidaknya jalinan konteks
dapat terjadi antara B-Web dengan pelanggan.
Rules and Standards
Menggabungkan beberapa perusahaan di dalam satu wadah manajemen
tanpa menghilangkan karakteristik dari masing-masing bisnisnya bukanlah
merupakan suatu hal yang mudah. Tidak dapat dihindari bahwa harus dimilikinya
suatu strategi untuk dapat menyatukan infrastruktur manajemen dan teknologi
seluruh perusahaan yang tergabung dalam sebuah B-Web agar dapat saling bekerja
sama menciptakan produk atau jasa yang diinginkan. Salah satu cara yang telah
terbukti efektif adalah dengan mengembangkan aturan bisnis (business rule) dan
standar yang disepakati untuk dipergunakan sebagai panduan bersama. Di dalam
B-Web, keberadaan dua hal ini merupakan hal yang sangat esensial mengingat
selain dibutuhkan suatu kesepakatan mekanisme bisnis yang terpadu, penentuan
cara mengintegrasikan berbagai perusahaan tersebut akan berpengaruh terhadap
kinerja sistem B-Web secara keseluruhan, terutama berkaitan dengan kecepatan
transaksi dan biaya transaksi.
Bathed in Knowledge
Pada akhirnya, kompetisi yang sebenarnya antar satu B-Web dengan
B-Web lainnya akan tergantung pada seberapa pintar masing-masing B-Web mampu
memanfaatkan pengetahuan (knowledge) yang dimilikinya. Perhatikan bahwa
masing-masing perusahaan nantinya akan memiliki beragam data penting yang
diperoleh baik dari aktivitas bisnis sehari-hari maupun dari profil pelanggan
yang melakukan transaksi. Hasil pertukaran dan pengolahan data operasional ini
selain akan menghasilkan informasi yang sangat penting dan berguna, dapat pula
lebih lanjut dicari konteksnya sehingga menghasilkan knowledge yang dapat
dimanfaatkan perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya. Dari sekian jenis data
operasional yang ada, data yang berhubungan dengan pelanggan merupakan hal yang
terpenting karena merupakan sumber dari pendapatan
(revenue source) yang utama. Di saat dua atau lebih B-Web yang
saling bersaing dapat menurunkan biaya transaksinya masing-masing, hanya faktor
knowledge-lah yang akan menjadi penentu kemenangan kompetisi antar B-Web
tersebut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Total Tayangan Halaman
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar